Bismillaah
Oleh
Syaikh Abu Bakar
Jabir Al Jazairi
“Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar”. (Qs, Al Baqarah : 153)
Ingatlah saudara ku perkataan Abdulah Ibn Ma’sud Radhiyallahu anhu, “Apabila engkau mendengar
Allah Ta’ala berfirman, “Yaa Ayyuhalladzina aamanu” (Hai orang-orang yang
beriman), maka pasanglah pendengaraan mu dengan baik, karena akan ada kebaikan
yang diperintahkan atau ada berita
gembira yang ditawarkan atau bahaya yang diingatkan. Maka apabila Allah
memerintah mu lakukanlah dan jika Ia melarangmu, maka jauhilah, apabila Ia
menyampaikan berita gembira kepadamu maka bergembiralah dan pujilah Dia, dan
apabila Ia mengingatkan kamu, maka hati-hatilah dan carilah keselamatan dengan
karunia-Nya.
Ingatlah wahai saudaraku, bahwasanya seruan Allah
Ta’ala kepada kalian dengan menggunakan identitas iman kalian adalah kemulian
bagi kalian yang tiada bandingnya! Jika bukan karena itu, lalu siapa diri kita
sehingga pantas diseru oleh Rabb Semesta?! Ingatlah bahwa kemuliaan kalian itu karena keimanan kalian kepada-Nya, perjumpaan
dengan-Nya, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan
kepada Qadha dan Qadhar.
Sesungguhnya iman itu laksana ruh bagi manusia. Maka
seorang Mukmin itu pada hakikatnya hidup, sedangkan orang kafir itu pada
hakikatnya adalah mati. Hendaklah kalian memuji Allah Ta’ala atas karunia iman
dan mohonlah kepada-Nya takwa, lalu realisasikanlah ia, niscaya kalian akan
meraih sesuatu yang sangat agung, yaitu wilayatullah (perlindungan Allah)
kepada kalian. Sebab siapa saja yang dilindungi oleh Allah, berarti Dia
memuliakannya, tidak akan menjadikannya hina, dan niscaya Dia jadikan bahagia
dan tidak menjadikannya sengsara. Simaklah dengan baik firman Allah Ta’ala
tentang orang-orang yang berada dalam wilayat-Nya ;
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan
(dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat
(janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Qs,
Yunus : 62-64)
Tidaklah kalian ketahui bagaimana Allah Ta’ala
menjelaskan tentang para awliya-Nya dengan firman-Nya, “(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan mereka selalu bertakwa,”
Maka berbuatlah untuk merealisasikan takwa.
Ketahuilah bahwa takwa itu adalah ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya dengan
melakasanakan kewajiban dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Pengetahuan tentang
perintah dan larangan itu membutuhkan banyak tenaga dan kesungguhan. Bahkan
untuk bangkit untuk melaksanakan perintah-perintah, dan itu sangat banyak dan
berat untuk jiwa, juga membutuhkan kesungguhan melebihi kesungguhan dalam
mengetahui perintah. Sedangkan “takrul manhiyyat” (meninggalkan larangan),
sekalipun tidak membutuhkan banyak tenaga, tidak berat dan tidak perlu bersusah
payah, namun “nafsu ammarah bissu” (nafsu mengajak kepada keburukan dan “nafsu
lawwamah” (nafsu pencerca) selalu melakukan tekanan-tekanan terhadap seseorang
hingga memaksanya melakukan perbuatan terlarang.
Dari sinilah seorang Mukmin itu menemukan dirinya
sangat membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala yang sangat besar agar dapat merealisasikan
taqwa yang sejalan dengan ilmu, cara beramal sesuai cara diinginkan Allah
Ta’ala, yang dapat membersihkan jiwa dan membersihkanya. Dan inilah, Allah
Ta’ala menunjukan kita jalan untuk menggapai pertolongan-Nya bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman, seraya berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar”.
Maka hendaknya setiap insan yang beriman menjadikan
sabar sebagai penolongnya. Sabar adalah menahan (memaksa) jiwa untuk thalabul
ilmi sampai mengetahui apa yang dicintai Allah Ta’ala dan apa saja yang tidak
di sukai-Nya. Menahan jiwa agar tetap istiqomah melakukan ketaatan-ketaatan
hingga dapat melakukannya yang membuahkan kesucian dan kebersihan jiwa. Dan menahan
jiwa terhadap taqdir yang terjadi, hingga ia tidak merasa murka atau mengeluh,
melainkan rela menerima dan bersabar. Dengan kesabaran inilah seorang Mukmin
menjadikannya sebagai penolongnya, dan Allah Ta’ala selalu bersamanya
memberikan pertolongan dan kekuatan.
Inilah pertolongan yang dimaksud dari sabar dan
shalat. Dan Allah Ta’ala bersama orang-orang yang sabar, memberikan kekuatan
dan pertolongan kepada mereka setelah memberikan perlindungan dan penjagaan
dari setiap yang tidak disuka.
Ya Allah, jadikalah kami termasuk orang-orang yang
sabar dan Ridhoilah kami sebagaimana Engkau telah meridhoi mereka. Semoga
kesejahteraan dilimpahkan ke-pada para Rasul. Segala puji Allah, Rabb Semesta
alam.
Barakallahu fiikum
(Disalin dari kitab Nida-atur Rahman li ahlil iman
dan sudah diterjemahkan “90 Seruan Illahi dalam Al Qur’an”, Syaikh Abu Bakar
Jabir Al Jazairi, hal 6-9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar