Kamis, 24 Januari 2013

Meminta Pertolongan dengan Sabar dan Shalat


Bismillaah

Oleh
Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi


 “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Qs, Al Baqarah : 153)


Ingatlah saudara ku perkataan Abdulah Ibn Ma’sud  Radhiyallahu anhu, “Apabila engkau mendengar Allah Ta’ala berfirman, “Yaa Ayyuhalladzina aamanu” (Hai orang-orang yang beriman), maka pasanglah pendengaraan mu dengan baik, karena akan ada kebaikan yang diperintahkan atau  ada berita gembira yang ditawarkan atau bahaya yang diingatkan. Maka apabila Allah memerintah mu lakukanlah dan jika Ia melarangmu, maka jauhilah, apabila Ia menyampaikan berita gembira kepadamu maka bergembiralah dan pujilah Dia, dan apabila Ia mengingatkan kamu, maka hati-hatilah dan carilah keselamatan dengan karunia-Nya.


Ingatlah wahai saudaraku, bahwasanya seruan Allah Ta’ala kepada kalian dengan menggunakan identitas iman kalian adalah kemulian bagi kalian yang tiada bandingnya! Jika bukan karena itu, lalu siapa diri kita sehingga pantas diseru oleh Rabb Semesta?! Ingatlah bahwa kemuliaan kalian itu  karena keimanan kalian kepada-Nya, perjumpaan dengan-Nya, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kepada Qadha dan Qadhar. 


Sesungguhnya iman itu laksana ruh bagi manusia. Maka seorang Mukmin itu pada hakikatnya hidup, sedangkan orang kafir itu pada hakikatnya adalah mati. Hendaklah kalian memuji Allah Ta’ala atas karunia iman dan mohonlah kepada-Nya takwa, lalu realisasikanlah ia, niscaya kalian akan meraih sesuatu yang sangat agung, yaitu wilayatullah (perlindungan Allah) kepada kalian. Sebab siapa saja yang dilindungi oleh Allah, berarti Dia memuliakannya, tidak akan menjadikannya hina, dan niscaya Dia jadikan bahagia dan tidak menjadikannya sengsara. Simaklah dengan baik firman Allah Ta’ala tentang orang-orang yang berada dalam wilayat-Nya ;


“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Qs, Yunus : 62-64)


Tidaklah kalian ketahui bagaimana Allah Ta’ala menjelaskan tentang para awliya-Nya dengan firman-Nya, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa,”


Maka berbuatlah untuk merealisasikan takwa. Ketahuilah bahwa takwa itu adalah ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya dengan melakasanakan kewajiban dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Pengetahuan tentang perintah dan larangan itu membutuhkan banyak tenaga dan kesungguhan. Bahkan untuk bangkit untuk melaksanakan perintah-perintah, dan itu sangat banyak dan berat untuk jiwa, juga membutuhkan kesungguhan melebihi kesungguhan dalam mengetahui perintah. Sedangkan “takrul manhiyyat” (meninggalkan larangan), sekalipun tidak membutuhkan banyak tenaga, tidak berat dan tidak perlu bersusah payah, namun “nafsu ammarah bissu” (nafsu mengajak kepada keburukan dan “nafsu lawwamah” (nafsu pencerca) selalu melakukan tekanan-tekanan terhadap seseorang hingga memaksanya melakukan perbuatan terlarang.


Dari sinilah seorang Mukmin itu menemukan dirinya sangat membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala yang sangat besar agar dapat merealisasikan taqwa yang sejalan dengan ilmu, cara beramal sesuai cara diinginkan Allah Ta’ala, yang dapat membersihkan jiwa dan membersihkanya. Dan inilah, Allah Ta’ala menunjukan kita jalan untuk menggapai pertolongan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, seraya berfirman, Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. 


Maka hendaknya setiap insan yang beriman menjadikan sabar sebagai penolongnya. Sabar adalah menahan (memaksa) jiwa untuk thalabul ilmi sampai mengetahui apa yang dicintai Allah Ta’ala dan apa saja yang tidak di sukai-Nya. Menahan jiwa agar tetap istiqomah melakukan ketaatan-ketaatan hingga dapat melakukannya yang membuahkan kesucian dan kebersihan jiwa. Dan menahan jiwa terhadap taqdir yang terjadi, hingga ia tidak merasa murka atau mengeluh, melainkan rela menerima dan bersabar. Dengan kesabaran inilah seorang Mukmin menjadikannya sebagai penolongnya, dan Allah Ta’ala selalu bersamanya memberikan pertolongan dan kekuatan.


Inilah pertolongan yang dimaksud dari sabar dan shalat. Dan Allah Ta’ala bersama orang-orang yang sabar, memberikan kekuatan dan pertolongan kepada mereka setelah memberikan perlindungan dan penjagaan dari setiap yang tidak disuka.


Ya Allah, jadikalah kami termasuk orang-orang yang sabar dan Ridhoilah kami sebagaimana Engkau telah meridhoi mereka. Semoga kesejahteraan dilimpahkan ke-pada para Rasul. Segala puji Allah, Rabb Semesta alam.


Barakallahu fiikum


(Disalin dari kitab Nida-atur Rahman li ahlil iman dan sudah diterjemahkan “90 Seruan Illahi dalam Al Qur’an”, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, hal 6-9)         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar