Selasa, 22 Januari 2013

Pemeliharaan seorang hamba terhadap lisannya


Bismillaah…


Diantara pemeliharaan seorang hamba terhadap Tuhannya, adalah dia akan memelihara lidahnya. Perkara lidah ini sangat ajaib dan rumit, karena kebanyakan dosa, kemaksiatan dan kejahatan itu ditimbulkan oleh lidah ini.


Maka tidak ada tuhan selain Allah, berapa banyak kehormatan dan harga diri dicabik-cabik. Tiada Tuhan selain Allah, berapa banyak kemaksiatan yang terjadi. Tidak ada Tuhan selain Allah, berapa banyak pendengaran yang sudah teracuni dan berapa banyak rumah yang telah dibinaskan.


Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda dalam hadist masyhur yang diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu. “Maukah Engkau kutunjukan kepada sesuatu yang akan meliputi itu ?”. Muadz menjawab “Mau ya Rasulullah”. Lalu Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam menjawab “peliharalah lidah mu ini.” Muadz berkata, “Wahai Rasulullah, semua kita akan disiksa karena perkataan yang kita ucapkan?”. Beliau Shalallahu alaihi wasalam Bersabada, “Ibumu akan kehilangan mu wahai Muadz, tidaklah orang-orang menelungkupkan wajah-wajah mereka ke dalam api neraka melainkan akibat lisan mereka” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al Bani dalam Shahihi jami’ Shaghir no 1536)


Apabila lidah digunakan untuk amar ma’aruf dan nahi mungkar, da’wah, meyebarkan ilmu, membaca Qur’an dan Dzikir, dan lainnya berupa kebajikan, maka ia akan menjadi sebaik-baik nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun bila ia digunakan sebaliknya maka ia akan menjadi bencana bagi pemiliknya.
Allah Ta’ala Berfirman :


“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”. (Qs, An Nur : 15)


Mengenai lisan orang-orang Munafik, Allah Ta’ala berfirman :
“Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam” (Qs, Al ahzab 19)


“Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya” (Qs, Al Fath : 11)


“Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (ke dalamnya)” (Qs, An Nahl : 62)


Allah Ta’ala berfirman, betapa pentingnya hal yang akan kita bicarakan.
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.  (Qs, Qaaf : 18)


Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam Bersabda :
“Sesungguhnya jika seorang di antara kamu berbicara dengan kalimat yang di murkai Allah, maka dia tidak akan menyangka bahwa kalimat tersebut akan sampai pada suatu kedudukan yang dicapainya, di mana Allah Azza wa Jalla menetapkan kemurkaan baginya sampai pada hari, saat ia berjumpa dengan-Nya” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Allah Ta’ala melarang menuduh orang lain tanpa bukti:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Qs, Al Israa : 36)


“yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (Qs, Al Qalam : 11)


“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (Qs, Al Humazah : 1)


 Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam Bersabda :
“ ketika aku di isra’kan, aku melihat suatu kaum, kuku mereka dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah dan dada-dada mereka. Lalu ku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah mereka wahai Jibril ?’, Jibril menjawab, “Mereka adalah yang suka memakan daging manusia serta menodai kehormatan mereka” (HR. Abu Dawu dan Ahmad, Shahih Jami’ no 5213)


“Barangsiapa yang bisa menjamin bagiku apa yang ada diantara jenggotnya (mulut) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kemaluan), maka aku jamin ia akan syurga” (HR. Bukhari, Muslim, at Tirmdzi dan Abu Dawud)


“Kendalikanlah lisanmu, hendakhlah rumahmu membahagiakan mu, serta menangislah terhadap kesalahannmu” (HR. Tirmidzi, Shahih Jami no 1392)


Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata “Betapa banyak orang yang hati-hati terhadap perbuatan keji dan zhalim, tetapi lidahnya mencaci maki kehormatan orang yang masih hidup dan yang sudah mati, sementara dia tidak menyadari apa yang dia ucapkan” (Hilyat Auliyah’, hal 10 )

Seorang penyair berkata :

Peliharalah lisanmu dan jagalah dari kejahatan
Lidah itu adalah musuh dalam selimut
Timbanglah perkataan jika hendak bicara dalam suatu majelis
Jika sama antara (baik dan buruk), maka sikap santunlah yang harus menang

Barakallahu fiikum…


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar