Bismillaah…
Diantara
pemeliharaan seorang hamba terhadap Tuhannya, adalah dia akan memelihara
lidahnya. Perkara lidah ini sangat ajaib dan rumit, karena kebanyakan dosa,
kemaksiatan dan kejahatan itu ditimbulkan oleh lidah ini.
Maka
tidak ada tuhan selain Allah, berapa banyak kehormatan dan harga diri
dicabik-cabik. Tiada Tuhan selain Allah, berapa banyak kemaksiatan yang
terjadi. Tidak ada Tuhan selain Allah, berapa banyak pendengaran yang sudah
teracuni dan berapa banyak rumah yang telah dibinaskan.
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda dalam hadist masyhur yang diriwayatkan oleh
Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu. “Maukah Engkau kutunjukan kepada sesuatu
yang akan meliputi itu ?”. Muadz menjawab “Mau ya Rasulullah”. Lalu Rasulullah
Shalallahu alaihi wasalam menjawab “peliharalah lidah mu ini.” Muadz berkata,
“Wahai Rasulullah, semua kita akan disiksa karena perkataan yang kita
ucapkan?”. Beliau Shalallahu alaihi wasalam Bersabada, “Ibumu akan kehilangan
mu wahai Muadz, tidaklah orang-orang menelungkupkan wajah-wajah mereka ke dalam
api neraka melainkan akibat lisan mereka” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad. Dishahihkan oleh Al Bani dalam Shahihi jami’ Shaghir no 1536)
Apabila
lidah digunakan untuk amar ma’aruf dan nahi mungkar, da’wah, meyebarkan ilmu,
membaca Qur’an dan Dzikir, dan lainnya berupa kebajikan, maka ia akan menjadi
sebaik-baik nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun bila ia
digunakan sebaliknya maka ia akan menjadi bencana bagi pemiliknya.
Allah
Ta’ala Berfirman :
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu
dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui
sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada
sisi Allah adalah besar”. (Qs, An Nur : 15)
Mengenai lisan orang-orang Munafik, Allah Ta’ala
berfirman :
“Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci
kamu dengan lidah yang tajam” (Qs, Al ahzab 19)
“Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak
ada dalam hatinya” (Qs, Al Fath : 11)
“Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka
sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa
sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah diragukan bahwa
nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (ke dalamnya)”
(Qs, An Nahl : 62)
Allah Ta’ala berfirman, betapa pentingnya hal yang
akan kita bicarakan.
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan
ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Qs, Qaaf : 18)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam Bersabda :
“Sesungguhnya jika seorang di antara kamu berbicara
dengan kalimat yang di murkai Allah, maka dia tidak akan menyangka bahwa
kalimat tersebut akan sampai pada suatu kedudukan yang dicapainya, di mana
Allah Azza wa Jalla menetapkan kemurkaan baginya sampai pada hari, saat ia
berjumpa dengan-Nya” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Allah Ta’ala melarang menuduh orang lain tanpa
bukti:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Qs, Al Israa : 36)
“yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur
fitnah” (Qs, Al Qalam : 11)
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”
(Qs, Al Humazah : 1)
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasalam Bersabda :
“ ketika aku di isra’kan, aku melihat suatu kaum,
kuku mereka dari tembaga, mereka mencakar-cakar wajah dan dada-dada mereka.
Lalu ku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah mereka wahai Jibril ?’, Jibril
menjawab, “Mereka adalah yang suka memakan daging manusia serta menodai
kehormatan mereka” (HR. Abu Dawu dan Ahmad, Shahih Jami’ no 5213)
“Barangsiapa yang bisa menjamin bagiku apa yang ada
diantara jenggotnya (mulut) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kemaluan),
maka aku jamin ia akan syurga” (HR. Bukhari, Muslim, at Tirmdzi dan Abu Dawud)
“Kendalikanlah lisanmu, hendakhlah rumahmu
membahagiakan mu, serta menangislah terhadap kesalahannmu” (HR. Tirmidzi,
Shahih Jami no 1392)
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata “Betapa banyak orang
yang hati-hati terhadap perbuatan keji dan zhalim, tetapi lidahnya mencaci maki
kehormatan orang yang masih hidup dan yang sudah mati, sementara dia tidak
menyadari apa yang dia ucapkan” (Hilyat Auliyah’, hal 10 )
Seorang penyair berkata :
Peliharalah lisanmu dan jagalah dari kejahatan
Lidah itu adalah musuh dalam selimut
Timbanglah perkataan jika hendak bicara dalam suatu
majelis
Jika sama antara (baik dan buruk), maka sikap
santunlah yang harus menang
Barakallahu fiikum…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar