Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana pendapat para ulama yang terhormat tentang orang-orang yang memanfaatkan Islam untuk merealisasikan tujuan-tujuan pribadi mereka ?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana pendapat para ulama yang terhormat tentang orang-orang yang memanfaatkan Islam untuk merealisasikan tujuan-tujuan pribadi mereka ?
Jawaban
Islam adalah agama yang benar seperti yang sudah diketahui. Pujian hanya bagi Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya.
Islam adalah agama yang benar seperti yang sudah diketahui. Pujian hanya bagi Allah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya.
“Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengutus
(Muhammad) dengan kebenaran ; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan” [Al-Baqarah : 119]
Agama Islam lebih di atas, lebih mulia, lebih
tinggi dari tujuan manusia menjadikannya sebagai alat untuk menyampaikannya
kepada tujuan-tujuan pribadinya. Dan setiap manusia mengklaim bahwa dia
termasuk penolong dan pembela Islam, sesungguhnya ucapan-ucapannya harus
disesuaikan dengan perbuatan-perbuatannya sehingga jelaslah bahwa dia benar
dalam pernyataannya. Karena kaum munafik mengatakan tentang berpegangnya mereka
dengan Islam yang apabila seseorang mendengar mereka mesti berkata, ‘Mereka
orang-orang yang beriman’. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata, ‘Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul Allah” [Al-Munafiqun : 1]
Kemudian Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya
kamu benar-benar RasulNya ; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang
munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka
sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan” [Al-Munafiqun : 1-2]
Hingga firmanNya.
“Artinya : Dan apabila melihat mereka,
tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka
itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka ; semoga Allah
membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)”
[Al-Munafiqun : 4]
Orang-orang munafik memiliki bayan dan fashahah
(pandai berbicara, -pent) yang apabila seseorang mendengar ucapan mereka,
niscaya ia mendengarkan dengan seksama dan mengira bahwa mereka berada di atas
haq dan kebenaran. Bagaimanapun juga, sesungguhnya tidak boleh bagi seseorang
memanfaatkan agama Islam untuk mencapai keinginannya. Bahkan ia harus berpegang
kepada agama Islam untuk mendapatkan hasilnya yang besar, yang diantaranya
adalah kemulian dan keteguhan di muka bumi sebelum mendapatkan pahala di akhirat.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan merobah(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” [An-Nur : 55]
Dan firmanNya.
“Artinya : Barangsiapa mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan” [An-Nahl : 97]
[Majalah Ad-Da’wah edisi 1288 tanggal 11/10/1411 Syaikh Ibnu Utsaimin]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi
Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia
Fatwa-Fatwa Terkini-3, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah,
Penerbit Darul Haq]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar