Senin, 31 Desember 2012

Husnudzon kepada Allah


Bismillaah….


Husnudzon kepada Allah


Alangkah indah nasehat Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, “tidak ada kebaikan yang lebih berharga bagi seorang Mukmin kecuali berbaik sangka kepada Allah. Demi dzat yang tiada Tuhan selain Dia, tidaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Allah kecuali Dia pasti akan memberikan segala prasangka tersebut. Itu karena segala kebaikan ada ditangan-Nya.”


Baik sangka melengkapi indahnya kehidupan seorang Mukmin. Tidak ada yang tidak berharga dalam kehidupan seorang Mukmin. Musibah yang menimpanya akan berubah dalam sesaat menjadi suatu gelombang kekuatan hidup yang semakin menambah keasrian dan keindahan. Dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman.


Baik sangka kepada Allah merubah musibah menjadi anugerah, kesedihan menjadi kegembiraan. Karena Allah mengikuti prasangka hamba-Nya. Seorang hamba tinggal berbaik sangka terhadap segala yang dialaminya dan Allah yang memenuhi prasangka hamba-Nya itu. Tidak ada yang sulit bagi Allah, karena segala kebaikan ada ditangan-Nya.


Seorang wanita anshar dianugerahi Allah sepuluh putera. Kesemuanya adalah singa-singa di medan jihad. Kesepuluhnya direlakan sang ibu untuk selalu bersama Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam dalam berbagai kesempatan jihad. Pada suatu peperangan, tujuh putranya syahid secara bersamaan. Dan pada peperangan berikutnya dua putranya yang lain menyusul. Hingga tinggal satu orang saja, yang paling kecil. Suatu hari ibunya menangis di dekat kepala anak yang paling kecil yang sedang terbaring sakit. Ibunya nampak lebih sedih ketika melihat yang kecil ini hendak meninggal disbanding kesedihannya ketika ditinggal sembila putranya yang telah lebih dulu pergi. “Ibu, kenapa tidak menangisi kepergian kakak-kakakku, padahal mereka jauh lebih baik dariku sementara aku pernah menyakitimu,” tanya anak sang bungsu itu. Ibunya menjawab, “justru itulah aku menangis,” anak itu berkata lagi, “ibu kalau neraka ada ditanganmu, apakah ibu akan melemparkan aku ke dalamnya?” ibunya menjawab “tentu tidak.” Anak itu berkata lagi diakhir usianya, “Ibu sesungguhnya Tuhanku lebih menyayangi diriku dibanding Ibu”. Setelah Nabi mendengar tentang dialog ibu dan anak itu, Beliau Shalallahu ‘alaihi wasalam berkata, “Sesungguhnya putramu telah diampuni karena baik sangkanya kepada Allah Ta’ala,” (Khotib Al Baghdadi dalam husnudzon billah). 


Wallahu ‘alam Bishawab                            
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar