Bismillaah
Keputusan
Keputusan
Keputusan
merupakan salah satu output akal, yang lahir dari proses pengolahan input
informasi sedemikian rupa. Keputusan merupakan produk yang pasti ada di setiap
manusia.
Keputusan
merupakan materi ujian bagi manusia, bahkan merupakan bentuk ibadah. Sebab, ibadah
merupakan adalah semua perkataan, perbuatan, baik lahir maupun batin yang
dicintai dan diridhai oleh Allah.
Itulah
yang dimaksud dengan keputusan dalam pembahasan ini. Manusia adalah sandera
dari keputusannya. Seluruh hidupnya tergantung (setelah kententuan Allah)
kepadanya. Dengan keputusan tersebut ia ukir perjalanan hidupnya.
Keberhasilan
seorang pedagang tergantung dari pengambilan keputusan yang tepat. Baik cara
penyajian barang, manajemen, pertimbangan rugi-laba dalam transaksi jual beli,
maupun strategi promosinya.
Kebahagian
seorang suami, kaitanya dengan istri yang ia pilih, juga tergantung kepada
keputusannya. Masa depan seseorang juga tergantung kepada keputusan yang diambilnya.
Keputusan
merupakan batu pondasi untuk membangun amal. Jika ia diletakan ditempat yang
sesuai, bangunan yang di atasnya akan sempurna dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Jika tidak, bangunannya akan memiliki banyak cacat dan kekurangan. Sehingga,
menyebabkan kegagalan dan harus dibangun kembali.
Lebih
jauh lagi, kebahagian hidup seorang hamba setelah kehidupan dunia, yang terbagi
dalam tiga fase (alam Barzakh, kiamat dan negeri akhirat) dibangun berdasarkan
keputusan-keputusannya, benar atau salah.
Kehidupan
di alam barzakh, baik kenikmatan atau azabnya maupun perbedaan tingkat manusia
di dalamnya, merupakan hasil perhitungan keputusan-keputusan manusia yang ia
ambil ketika di dunia.
Tidaklah
disediankan tempat duduknya di syurga, juga derajatnya tidak akan naik (setelah
rahmat Allah) kecuali karena keputusan-keputusannya.
“Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.
dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. mereka
Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya” (Qs, Yunus : 26)
“Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (Qs Al Israa : 7)
Keputusan
adalah materi ujian manusia di dunia. Itulah yang ditanya pada hari kiamat. Kebahagiannya
di dunia dan di akhirat dibangun diatasnya. Karena itu, ia dituntut untuk
memperbaiki keputusan-keputusannya, baik perbuatan maupun perkataan.
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Qs, Al Mulk : 2)
Keputusan
manusia yang berupa perbuatan tidak lain adalah hasil keputusan-keputusan
perkataan, baik kata lisan maupun kata hati (niat).
“Yang
mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka
Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah
orang-orang yang mempunyai akal”. (Qs, Az Zumar : 18)
Oleh
karena itu, memang sudah sepantasnya seorang muslim berkata dan berbuat, ketika
ada kemaslahatan di dalamnya, serta sesuai dengan syari’at Allah….
Wallahu
‘alam Bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar