Senin, 07 Januari 2013

Keputusan


Bismillaah

Keputusan

Keputusan merupakan salah satu output akal, yang lahir dari proses pengolahan input informasi sedemikian rupa. Keputusan merupakan produk yang pasti ada di setiap manusia.

Keputusan merupakan materi ujian bagi manusia, bahkan merupakan bentuk ibadah. Sebab, ibadah merupakan adalah semua perkataan, perbuatan, baik lahir maupun batin yang dicintai dan diridhai oleh Allah.

Itulah yang dimaksud dengan keputusan dalam pembahasan ini. Manusia adalah sandera dari keputusannya. Seluruh hidupnya tergantung (setelah kententuan Allah) kepadanya. Dengan keputusan tersebut ia ukir perjalanan hidupnya.

Keberhasilan seorang pedagang tergantung dari pengambilan keputusan yang tepat. Baik cara penyajian barang, manajemen, pertimbangan rugi-laba dalam transaksi jual beli, maupun strategi promosinya.

Kebahagian seorang suami, kaitanya dengan istri yang ia pilih, juga tergantung kepada keputusannya. Masa depan seseorang juga tergantung kepada keputusan yang diambilnya.

Keputusan merupakan batu pondasi untuk membangun amal. Jika ia diletakan ditempat yang sesuai, bangunan yang di atasnya akan sempurna dan berfungsi sebagaimana mestinya. Jika tidak, bangunannya akan memiliki banyak cacat dan kekurangan. Sehingga, menyebabkan kegagalan dan harus dibangun kembali.

Lebih jauh lagi, kebahagian hidup seorang hamba setelah kehidupan dunia, yang terbagi dalam tiga fase (alam Barzakh, kiamat dan negeri akhirat) dibangun berdasarkan keputusan-keputusannya, benar atau salah.
Kehidupan di alam barzakh, baik kenikmatan atau azabnya maupun perbedaan tingkat manusia di dalamnya, merupakan hasil perhitungan keputusan-keputusan manusia yang ia ambil ketika di dunia.
Tidaklah disediankan tempat duduknya di syurga, juga derajatnya tidak akan naik (setelah rahmat Allah) kecuali karena keputusan-keputusannya.

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya” (Qs, Yunus : 26)

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (Qs Al Israa : 7)
Keputusan adalah materi ujian manusia di dunia. Itulah yang ditanya pada hari kiamat. Kebahagiannya di dunia dan di akhirat dibangun diatasnya. Karena itu, ia dituntut untuk memperbaiki keputusan-keputusannya, baik perbuatan maupun perkataan.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Qs, Al Mulk : 2)
Keputusan manusia yang berupa perbuatan tidak lain adalah hasil keputusan-keputusan perkataan, baik kata lisan maupun kata hati (niat).

“Yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (Qs, Az Zumar : 18)
 Oleh karena itu, memang sudah sepantasnya seorang muslim berkata dan berbuat, ketika ada kemaslahatan di dalamnya, serta sesuai dengan syari’at Allah….

Wallahu ‘alam Bishawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar