Bismillaah…
Kebodohan merupakan
pintu utama tempat masuknya syetan untuk menggoda manusia. Tidak berlebihan
jika mengatakan bahwa, semua pintu masuk syetan dimulai dari sini. Diatasnyalah
pintu pintu yang lain bersandar dan menjadikannya penyangga.
Karena, orang bodoh
tidak mengetahui pintu-pintu masuk syetan sehingga ia tidak mengetahui
bagaimana cara menutupinya. Ia tidak tahu segala tipu dayanya, sehingga tidak
tahu cara menepisnya. Ia juga tidak tahu semua perangkat dan jeratnya, sehingga
tidak tahu cara menghindarnya.
Oleh karena itu, syetan
begitu mudah mempengaruhi dan menjerumuskannya hanya dengan tipu daya yang
sepele.
Orang yang bodoh tidak
dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Ia juga tidak dapat
membedakan antara yang Sunnah dan Bid’ah. Terkadang, syetan menejerumuskannya
kepada kejahatan karena menganggapnya sebagai kebaikan. Atau menjerumuskannya
kepada Bid’ah karena menganggapnya sebagai sunnah. Maka orang seperti itu
termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Allah Ta’ala berfirman :
“Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya”. (Qs. Al Khafi 103-104)
Kebodohan akan
mencemari hati dan membutakan sanubari. Karena itu, orang bodoh merupakan
target utama syetan. Syetan mengarahkan panah-panah syubhat dan racun-racun
syahwat kepadanya sehingga menjadi korban keganasan hawa nafsu dan tawanan
syetan.
Jika telah sampai pada
taraf seperti ini, syetan akan mengangkat si bodoh ini sebagai prajuritnya yang
menyebarkan kerusakan di muka bumi dan mengahalangi manusia dari kebenaran. Sehingga,
ia akan termasuk dari golongan syetan. Allah Ta’ala Berfirman :
“syaitan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah
golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah
golongan yang merugi. (Qs, Mujadillah : 19)
Oleh
karena itu Abdullah Ibnul Mubarak Menuturkan :
Kebodohan
adalah kematian sebelum kematian
Sebelum
kuburan, jasad mereka telah menjadi kuburan
Orang
tanpa ilmu laksana mayat
Sebelum
berbangkit, ia tidak akan dibangkitkan
Diantara pintu masuk
syetan untuk memasuki orang bodoh adalah senantiasa menghalang-halanginya dari
menuntut ilmu, ia membisikinya, “Apakah wajar kalaun kamu duduk-duduk
bersama seorang alim di dalam
majelis-majelis ilmu dan pengajian, padahal kamu sudah tua ?” Akhirnya, orang
ini pun memenuhi seruan syetan tidak mengahadiri majelis-majelis ilmu.
Abul Hasan al Mawardi
berkata “Barangkali, ada orang yang enggan menuntut ilmu karena usianya sudah
lanjut. Atau merasa malu untuk menuntutnya ketika sudah tua karena pada masa
mudanya ia telah menyia-nyiakannya”
Akhirnya, ia rela
menerima kebodohan sebagai ciri khasnya dan lebih memilih daripada harus
belajar dan mengaji. Ini merupakan tipu daya kebodohan dan kemalasan. Sebab,
jika ilmu menjadi sebuah keutamaan, orang-orang berusia lanjut seharusnya tetap
mencintainya, karena memulai suatu kebaikan merupakan kebaikan. Menjadi tua
yang mau belajar jauh lebih baik daripada menjadi tua yang bodoh” (Adabud Dunya
wad Din. Hal 26)
Ada pepatah mengatakan,
“kamu mati dalam keadaan menuntut ilmu lebih baik daripada hidup dikuasai oleh
kebodohan.”
Ali Bin Abi Thalib
radhiyallahu anhu berkata :
Jadilah kamu seorang
Alim, atau penuntut (ilmu), atau pendengarnya, atau pencintanya. Dan jangan
menjadi orang kelima, sebab kamu akan binasa” (Hadsit Marfu’ dengan sanad
dhaif, lihat maqashid al Haasanah no. 119)
Apabila mendapati orang
bodoh mempunyai semangat dan keinginan belajar, datanglah syetan (baik dari
kalangan jin atau manusia), “kalau kamu menuntut ilmu, lalu tidak
mengamalkannya, kelak ilmu itu akan menuntutmu ! Lebih baik kamu tidak
mempelajarinya supaya tanggungan mu lebih ringan dan alasanmu bisa diterima”
Sementara, orang bodoh
itu tidak mengetahui bahwa ilmu akan menyingkap kezaliman syetan, dan
menghilangkan cobaan serta fitnah yang mengusai dirinya. Ilmu pada hakekatnya adalah
pembimbing dan penolong sejati.
Sebagaimana perkataan
seorang Ulama “Ketika kami menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu pun
merasa enggan untuk diperoleh kecuali jika karena Allah”
Seseorang berkata
kepada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, “saya hendak menuntut ilmu dan saya
takut jika saya akan menyia-nyiakannya”, Abu Hurairah berkata “Cukuplah tidak
menuntut ilmu dianggap sebagai penyia-nyian.”
Hal yang sangat
menakjubkan, syetan menggambarkan kepada orang yang bodoh bahwa ia sebenarnya
adalah orang yang pintar. Ini merupakan jeratan terbesar tipuan tertinggi
syetan.
Al Khalil bin
Ahmad menyatakan “manusia ada empat macam yaitu: ”
1. Seorang
yang tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang yang alim (berilmu)
2. Seorang
yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang yang lalai, maka ingatlah ia
3. Seorang
yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang sedang menuntut,
maka ajarkalah ia.
4. Seorang
yang tidak tahu dan ia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang
pandir/ jahl murokkab (bodoh kuadrat) maka tinggalkanlah ia.
Abul Qsim Al Amidi menuturkan :
Jika
engkau orang yang bodoh dan tidak mau bertanya
Kepada
orang yang pintar, maka bagaimana engkau akan pintar ?
Dan
engkau bodoh, tetapi engkau tak sadar kalau dirimu bodoh
Bagaimana
aku memahamkanmu kalau dirimu bodoh ?
Jika
engkau dalam keadaan tidak mengetahui banyak perkara
Maka
terimalah, jika engkau laksana tanah yang diinjak orang alim
Yang
paling aneh, kalau engkau bodoh
Tetapi
engkau tiada menyadari kalau dirimu itu bodoh
Pintu Masuk Syetan kepada orang bodoh
sangat banyak tidak dapat dihitung. Cukuplah kita pahami bahwa semua pintu
masuk syetan bersumber dari pintu kebodohan.
(Sumber : Wahid Abdussalam Bali,
Wiqayatul insan Minnal Jinni Wasy Syaithon, Edisi Indonesia Benteng Ghoib, hal
63-66)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar