Minggu, 27 Januari 2013

Kebodohan


Bismillaah…

Kebodohan merupakan pintu utama tempat masuknya syetan untuk menggoda manusia. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa, semua pintu masuk syetan dimulai dari sini. Diatasnyalah pintu pintu yang lain bersandar dan menjadikannya penyangga.


Karena, orang bodoh tidak mengetahui pintu-pintu masuk syetan sehingga ia tidak mengetahui bagaimana cara menutupinya. Ia tidak tahu segala tipu dayanya, sehingga tidak tahu cara menepisnya. Ia juga tidak tahu semua perangkat dan jeratnya, sehingga tidak tahu cara menghindarnya.


Oleh karena itu, syetan begitu mudah mempengaruhi dan menjerumuskannya hanya dengan tipu daya yang sepele.


Orang yang bodoh tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Ia juga tidak dapat membedakan antara yang Sunnah dan Bid’ah. Terkadang, syetan menejerumuskannya kepada kejahatan karena menganggapnya sebagai kebaikan. Atau menjerumuskannya kepada Bid’ah karena menganggapnya sebagai sunnah. Maka orang seperti itu termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Allah Ta’ala berfirman :


“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”. (Qs. Al Khafi 103-104)


Kebodohan akan mencemari hati dan membutakan sanubari. Karena itu, orang bodoh merupakan target utama syetan. Syetan mengarahkan panah-panah syubhat dan racun-racun syahwat kepadanya sehingga menjadi korban keganasan hawa nafsu dan tawanan syetan.


Jika telah sampai pada taraf seperti ini, syetan akan mengangkat si bodoh ini sebagai prajuritnya yang menyebarkan kerusakan di muka bumi dan mengahalangi manusia dari kebenaran. Sehingga, ia akan termasuk dari golongan syetan. Allah Ta’ala Berfirman :


“syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (Qs, Mujadillah : 19)


Oleh karena itu Abdullah Ibnul Mubarak Menuturkan :
Kebodohan adalah kematian sebelum kematian
Sebelum kuburan, jasad mereka telah menjadi kuburan
Orang tanpa ilmu laksana mayat
Sebelum berbangkit, ia tidak akan dibangkitkan


Diantara pintu masuk syetan untuk memasuki orang bodoh adalah senantiasa menghalang-halanginya dari menuntut ilmu, ia membisikinya, “Apakah wajar kalaun kamu duduk-duduk bersama  seorang alim di dalam majelis-majelis ilmu dan pengajian, padahal kamu sudah tua ?” Akhirnya, orang ini pun memenuhi seruan syetan tidak mengahadiri majelis-majelis ilmu.


Abul Hasan al Mawardi berkata “Barangkali, ada orang yang enggan menuntut ilmu karena usianya sudah lanjut. Atau merasa malu untuk menuntutnya ketika sudah tua karena pada masa mudanya ia telah menyia-nyiakannya”


Akhirnya, ia rela menerima kebodohan sebagai ciri khasnya dan lebih memilih daripada harus belajar dan mengaji. Ini merupakan tipu daya kebodohan dan kemalasan. Sebab, jika ilmu menjadi sebuah keutamaan, orang-orang berusia lanjut seharusnya tetap mencintainya, karena memulai suatu kebaikan merupakan kebaikan. Menjadi tua yang mau belajar jauh lebih baik daripada menjadi tua yang bodoh” (Adabud Dunya wad Din. Hal 26)


Ada pepatah mengatakan, “kamu mati dalam keadaan menuntut ilmu lebih baik daripada hidup dikuasai oleh kebodohan.” 


Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata :
Jadilah kamu seorang Alim, atau penuntut (ilmu), atau pendengarnya, atau pencintanya. Dan jangan menjadi orang kelima, sebab kamu akan binasa” (Hadsit Marfu’ dengan sanad dhaif, lihat maqashid al Haasanah no. 119)


Apabila mendapati orang bodoh mempunyai semangat dan keinginan belajar, datanglah syetan (baik dari kalangan jin atau manusia), “kalau kamu menuntut ilmu, lalu tidak mengamalkannya, kelak ilmu itu akan menuntutmu ! Lebih baik kamu tidak mempelajarinya supaya tanggungan mu lebih ringan dan alasanmu bisa diterima”


Sementara, orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa ilmu akan menyingkap kezaliman syetan, dan menghilangkan cobaan serta fitnah yang mengusai dirinya. Ilmu pada hakekatnya adalah pembimbing dan penolong sejati. 


Sebagaimana perkataan seorang Ulama “Ketika kami menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu pun merasa enggan untuk diperoleh kecuali jika karena Allah”


Seseorang berkata kepada Abu Hurairah radhiyallahu anhu, “saya hendak menuntut ilmu dan saya takut jika saya akan menyia-nyiakannya”, Abu Hurairah berkata “Cukuplah tidak menuntut ilmu dianggap sebagai penyia-nyian.”


Hal yang sangat menakjubkan, syetan menggambarkan kepada orang yang bodoh bahwa ia sebenarnya adalah orang yang pintar. Ini merupakan jeratan terbesar tipuan tertinggi syetan.
Al Khalil bin Ahmad menyatakan “manusia ada empat macam yaitu: ”
1.       Seorang yang tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang yang alim (berilmu)
2.       Seorang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang yang lalai, maka ingatlah ia
3.       Seorang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang sedang menuntut, maka ajarkalah ia.
4.       Seorang yang tidak tahu dan ia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang pandir/ jahl murokkab (bodoh kuadrat) maka tinggalkanlah ia.

Abul Qsim Al Amidi menuturkan :

Jika engkau orang yang bodoh dan tidak mau bertanya
Kepada orang yang pintar, maka bagaimana engkau akan pintar ?
Dan engkau bodoh, tetapi engkau tak sadar kalau dirimu bodoh
Bagaimana aku memahamkanmu kalau dirimu bodoh ?
Jika engkau dalam keadaan tidak mengetahui banyak perkara
Maka terimalah, jika engkau laksana tanah yang diinjak orang alim
Yang paling aneh, kalau engkau bodoh
Tetapi engkau tiada menyadari kalau dirimu itu bodoh

Pintu Masuk Syetan kepada orang bodoh sangat banyak tidak dapat dihitung. Cukuplah kita pahami bahwa semua pintu masuk syetan bersumber dari pintu kebodohan.

(Sumber : Wahid Abdussalam Bali, Wiqayatul insan Minnal Jinni Wasy Syaithon, Edisi Indonesia Benteng Ghoib, hal 63-66)
           

   

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar